around the world
Minggu, 08 November 2015
around the world: the begining of HTML
around the world: the begining of HTML: the begining of HTML (part 1)... kali ini aku akan posting awal dibentuknya HTML.mungkin kalian semua bingung apa sih HTML itu? kayak p...
the begining of HTML
the begining of HTML (part 1)...
kali ini aku akan posting awal dibentuknya HTML.mungkin kalian semua bingung apa sih HTML itu? kayak pernah denger sebelumnya.atau persisnya kayak kalo lagi brosing di internet ada kata2 HTML hahaa...
oke sekarang let see what about HTML.
HTML itu berawal dari lima orang d ua cewek dan tiga cowok yang akan pergi berlibur kepuncak.mereka berencana pergi ke tempat wahana permainan yang ada lokasi puncak.
malam sebelum mereka berangkat mereka pergi ke beberapa toko untuk mencari T-Shirt agar mereka terlihat kompak.mereka berencana membeli T-Shirt yang unik untuk dipakai besok.singkat cerita mereka tertuju pada suatu toko yang kebetulan memamerkan patung dengan memakai T-Shirt hitam yang bertuliskan HTML.
respon yang mereka fikirkan pertama kali ''it's so simple and unique''.
oke kayak nya aku tertarik sama kaos ini,ucap seorang cewek yang ada dari lima orang tersebut.
ya memang mungkin kelima orang ini memiliki taste yang sama and finally kaos tersebut dibeli.
singkat cerita besoknya mereka pun pergi kepuncak, dan sesampainya mereka bersenang-senang menikmati segala macam wahana permainan. ekspresi kegembiraan pun dirasakan secara natural oleh kelima anak itu.
sejenak mereka melupakan tugas-tugas kuliah yang sedang menunggu mereka.
sorry sorry, aku belum kasi tau tentang kelima orang anak-anak muda ini.
mereka adalah, caca,vina, alvin, khai, dan dilah. duduk dibangku kuliah semester dua yang masih asik bermain seperti semasa sekolah SMA membuat mereka tidak merasakan hal ataupun beban pelajaran di bangku kuliah.
hari semakin sore,
mereka memutuskan untuk bergegas pulang setelah mengakhiri permainan ATV roda tiga yang membuat baju mereka kotor terkena lumpur.
lelah sudah pasti dirasakan oleh tubuh mereka tapi itu tidak masalah, karena sejenak bisa melupakan aktivitas kuliah,,,
to be continued,,,,,,,,,,,,,,,,
Minggu, 10 Mei 2015
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN KAMBING DAN PENGGUNAAN JENIS MULSA YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI MENTIMUN JEPANG (Cucumis sativus L)
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN KAMBING DAN
PENGGUNAAN JENIS MULSA YANG BERBEDA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI MENTIMUN JEPANG
(Cucumis sativus
L)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mentimun (Cucumis
sativus L) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau
memanjat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau spiral. Bagian
yang dimakan dari sayuran ini adalah buahnya. Biasanya buah mentimun dimakan
mentah sebagai lalap dalam hidangan makanan dan juga di sajikan dalam bentuk
buah segar (Sumadi, 2002).
Nilai gizi
mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber mineral dan
vitamin. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 g
protein, 0,1 g pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine,
0,01 riboflavin, 14 mg asam, 0,45 vitamin A, 0,3 vitamin B1 dan 0,2 vitamin B2
(Sumpena, 2001).
Mentimun
Jepang
atau disebut kiuri juga
dapat ditanam dari mulai dataran rendah sampai dataran
tinggi ± 1000 meter diatas permukaan laut (dpl). Tanaman mentimun membutuhkan
sinar matahari yang cukup dan temperatur antara 20-300C. Tanaman
mentimun kurang tahan terhadap curah hujan yang tinggi karena hal ini dapat
mengakibatkan bunga-bunga yang terbentuk berguguran sehingga gagal membentuk
buah (Imdad, 2001).
Mentimun
Jepang yang paling sering digunakan tentu saja bagian buahnya. Buahnya sering
kali dimakan mentah sebagai lalap atau campuran salad. Namun tidak jarang Mentimun Jepang juga digunakan
sebagai acar atau dibuat asinan. Nutrisi yang terkandung dalam Kiuri juga cukup
lengkap meliputi Vitamin A dengan jumlah yang cukup banyak pada kulitnya,
Vitamin B dan Vitamin C. Selain itu Mentimun
Jepang juga mengandung air cukup banyak, sehingga sangat efektif
digunakan untuk menyembuhkan dehidrasi (Rukmana,
1994).
Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat
menyediakan zat hara bagi tanaman melalui proses penguraian. Proses ini terjadi
secara bertahap dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk
pertumbuhan tanaman. Feses kambing mengandung sedikit air sehingga mudah
terurai, kambing juga memiliki unsur N yang lebih tinggi dari pada pupuk
kotoran hewan lainnya (Musnamar,
2006).
Penambahan bahan organik seperti pupuk kotoran kambing ke dalam tanah merupakan salah satu
teknik budidaya yang lebih baik dari segi teknis, ekonomis, sosial maupun dari
lingkungan karena tidak menimbulkan pencemaran dan dapat memperbaiki sifat
fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap
yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Pupuk kandang mengandung unsur
makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K) kalsium (Ca), magnesium
(Mg), dan sulfur (S). Unsur fosfor dalam pupuk kandang sebagian besar berasal dari
kotoran padat (Sutedjo, 2010).
Mulsa adalah suatu bahan penutup
tanah yang digunakan pada budi daya suatu tanaman. Jenis mulsa yang sering
digunakan oleh petani, yaitu jerami, serasah tumbuhan, dan mulsa plastik perak
hitam (MPPH). Penggunaan mulsa bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma,
mengurangi penguapan, mencegah erosi tanah,
mempertahankan struktur, suhu, dan kelembapan tanah, menghemat tenaga kerja penyiangan, merangsang
pertumbuhan akar dan mengurangi kerusakan akar akibat penyiangan dengan alat
kored. Selain itu, penggunaan mulsa, terutama mulsa perak hitam, dapat menekan
insiden virus trip maupun hama lainnya
karena plastik perak dapat memantulkan cahaya (Sinaga, 1999).
Jerami padi
merupakan salah satu limbah pertanian yang mudah didapatkan karena pada umumnya
masyarakat sendiri hanya mengambil bulir buah dari tanaman padi tersebut untuk
dijadikan bahan makanan pokok, sedangkan bagian dari batang tanaman padi tidak
dimanfaatkan karena sesudah panen biasanya masyarakat langsung membakar bagian
dari tanaman padi tersebut karena lahannya digunakan lagi. Jerami padi sebelum
menjadi pupuk organik harus dirombak dahulu (Rusmaili,
2011).
Oleh karena
itu, penulis ingin meneliti mentimun jepang terhadap pemberian
kotoran kambing dan perlakuan jenis mulsa atau penutup tanah yang berbeda.
Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui
pengaruh pemberian pupuk kotoran kambing dan penggunaan jenis mulsa yang
berbeda terhadap pertumbuhan dan
produksi mentimun jepang (Cucumis
sativus L).
Hipotesis
Penelitian
1.
Ada pengaruh pemberian pupuk kotoran kambing terhadap pertumbuhan dan produksi mentimun jepang (Cucumis sativus L)
2.
Ada pengaruh penggunaan jenis mulsa yang
berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi mentimun jepang (Cucums sativus L)
3.
Ada pengaruh interaksi pemberian pupuk organik kotoran kambing dan penggunaan jenis mulsa yang
berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi mentimun jepang (Cucumis sativus L)
Kegunaan
Penelitian
1.
Sebagai penelitian ilmiah yang
digunakan sebagai dasar penyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi strata satu (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatra Utara, Medan.
2.
Sebagai sumber informasi bagi semua
pihak yang membutuhkan dalam budidaya mentimun jepang.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistematika Tanaman Mentimun
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo : Curcubitales
Famili :
Curcubitaceae
Genus :
Cucumis
Spesies :
Cucumis sativus L
Morfologi tanaman timun jepang
Akar
Tanaman mentimun berakar tunggang dan
berakar serabut. Akar tunggangnya tumbuh lurus ke dalam sampai kedalaman
sekitar 20 cm, sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar secara horizontal dan
dangkal (Cahyono, 2006).
Batang
Tanaman mentimun memiliki batang yang
berwarna hijau, berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m dan umumnya
batang mentimun mengandung air dan lunak. Mentimun mempunyai sulur dahan
berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Sulur mentimun adalah batang
yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan. Bila menyentuh galah sulur akan
mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur itu telah melekat kuat pada galah/ajir (Sumadi, 2002).
Daun
Daun mentimun berbentuk bulat dengan
ujung daun runcing berganda, berwarna hijau muda sampai hijau tua. Selain itu
daun bergerigi, berbulu sangat
halus,
memiliki tulang daun menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan daun pada batang
tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya (Cahyono,
2006).
Bunga
Bunga mentimun berwarna kuning dan
berbentuk terompet, tanaman ini berumah satu artinya, bunga jantan dan bunga
betina terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina mempunyai bakal
buah berbentuk lonjong yang 3 membengkok, sedangkan pada bunga jantan tidak
mempunyai bakal buah yang membengkok. Letak bakal buah tersebut di bawah
mahkota bunga (Kalie, 2001).
Buah
dan Biji
Buah mentimun menggantung dari ketiak
antara daun dan batang. Bentuk ukuranya bermacam-macam antara 8-25 cm dan
diameter 2,3-7 cm, tergantung varietasnya. Kulit buah mentimun ada yang
berbintik-bintik, ada pula yang halus. Warna kulit buah antara hijau keputih-putihan,
hijau muda dan hijau gelap sesuai dengan varietas. Biji mentimun berbentuk
pipih, kulitnya berwarna putih atau putih kekuning-kuningan sampai coklat. Biji
ini dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman (Sumadi, 2002).
Syarat
Tumbuh
Tanaman mentimun mempunyai
daya adaptasi yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuhan dan tidak
membutuhkan perawatan dengan khusus, tanaman mentimun dapat ditanam mulai
dataran rendah sampai dataran tinggi 1000 M diatas permukaan laut (dpl). Selama
masa pertumbuhannya, tanaman mentimun membutuhkan iklim, sinar matahari yang
cukup, kriteria suhu berkisar 21,1-26,70C (Prajnata, 2001).
Tanaman
mentimun kurang tahan terhadap curah hujan yang tinggi. Hal ini akan
mengakibatkan bunga-bunga yang terbentuk berguguran, sehingga gagal membentuk
buah. Demikian juga daerah temperatur siang dan malam harinya berbeda sangat
mencolok, sering memudahkan penyakit tepung atau powdery mldew maupun busuk
daun (Kalie,2001).
Peranan
Pupuk Kotoran Kambing
Manfaat pupuk kandang bagi tanaman semusim selain untuk menyuburkan
tanaman juga dapat meningkatkan efesiensi penggunaan pupuk kimia, sehingga
dosis pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia
dapat secara nyata dikurangi. Kemampuan pupuk kandang untuk menurunkan dosis
penggunaan pupuk konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupukan telah
dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian, baik untuk tanaman pangan (padi,
jagung dan kentang) maupun tanaman sayur-sayuran (kacang panjang, timun dan
terong) (Rusmaili, 2011).
Kebutuhan
pupuk kandang untuk tanaman mentimun 25
ton/ha. Pupuk kotoran kambing merupakan pupuk padat yang mengandung air dan lendir,
dalam keadaan demikian peranan jasad renik untuk mengubah bahan-bahan yang
terkandung dalam pupuk menjadi zat-zat hara yang tersedia dalam tanah, juga
mencukupi keperluan pertumbuhan dan meningkatkan hasil produksi tanaman
sayur-sayuran buah (timun, labu-labuan dan belewah) (Intan, 2010).
Secara
umum pupuk kandang kotoran kambing yang telah dikomposkan mengandung 1,85 % N,
11,3 % C/N, 1,14 % P dan 2,49 % K (Tisdale dan Nelson 1975).
Peranan Mulsa
A.Mulsa Jerami Padi
Fungsi
mulsa jerami adalah untuk menekan pertumbuhan gulma, mempertahankan agregat
tanah dari hantaman air hujan, memperkecil erosi permukaan tanah, mencegah
penguapan air, dan melindungi tanah dari terpaan sinar matahari. Juga dapat
membantu memperbaiki sifat fisik tanah terutama struktur tanah sehingga
memperbaiki stabilitas agregat tanah (Thomas et al., 1993).
B.Mulsa Pelastik Hitam Perak (MPHP)
Penggunaan
Mulsa Pelastik Hitam Perak (MPHP) yang dianggap baik di daerah subtropis adalah
yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Adaptasi atau pengembangan
teknologi sistem mulsa pelastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang
memperkenalkan Mulsa Pelastik Hitam Perak (MPHP). Mulsa Pelastik Hitam Perak
(MPHP) memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan
muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna
perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya (Anonymous,
2011).
Mulsa
Pelastik Hitam Perak (MPHP) juga memiliki peranan untuk mengurangi evaporasi
dan run off, menjaga lengas tanah, menekan pertumbuhan gulma, menurunkan
kehilangan unsur hara karena adanya pelindihan, memodifikasi suhu tanah yang
dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, megurangi serangan hama penyakit serta
mencegah hasil tercampur dengan tanah, sehingga produknya bersih dan dapat
mengurangi tenaga kerja dalam pensortiran, pengepakan dan prosesing (Umboh,
2002).
BAHAN DAN METODE
Tempat
dan Waktu
Penelitian akan dilakukan di jalan Kuala Namu, Kampung
Beringin Desa Aras kabu Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Ketinggian tempat ± 20 m dpl. Kemudian
untuk waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Desember 2014
Sampai dengan bulan Januari 2015
Bahan
dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam
penelitian adalah benih mentimun jepang
varietas F1 Roberto, polibag, mulsa pelastik hitam perak, regent, Amistar top, mulsa jerami padi dan pupuk kotoran kambing.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian
adalah cangkul, tali rafia, patok kayu, meteran, penggaris, gembor, timbangan dan ajir bambu.
Model
Penelitian
Penelitian ini mengunakan metode
Rancangan Petak Terbagi yaitu:
1.
Petak Utama pengunaan mulsa (M)
M0
: tanpa mulsa
M1
: Mulsa hitam perak
M2 : Mulsa Jerami padi
2.
Anak Petak Pemupukan Kotoran Kambing (P)
P0 : Tanpa pemupukan
P1 : 10 ton/ha atau 1,5 kg/plot
P2 : 20 ton/ha atau 2,5 kg/plot
P3 : 30 ton/ha atau 4 kg/plot
Jumlah kombinasi
4 x 3 = 12 kombinasi
M0P0 M0P1
M1P0 M1P1
M2P0 M2P1
|
M0P2 M0P3
M1P2 M1P3
M2P2 M3P3
|
Jumlah ulangan =
3 ulangan
Jumlah plot = 36 plot
Luas plot = 80
cm
x 160 cm
Jarak tanam = 40 cm x 40 cm
Jumlah tan. Per
plot =
8 tanaman
Jumlah sampel =
4 tanaman
Jumlah seluruh
tan. =
288 tanaman
Jarak antar plot =
50 cm
Jarak antar ulangan =
100 cm
Metode Analisa
Data
Data hasil
penelitian ini di analisis dengan ANOVA, dan dilanjutkan dengan uji beda rataan
menurut Duncan (DMRT). Menurut Gomez (1996), Model analisis
data untuk Rancangan Petak Terbagi (RPT) Faktorial adalah sebagai berikut :
Yijk = µ + Mi + Pj +
ik + (MP)ij+
ijk
dimana:
Yijk = pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang
memperoleh kombinasi perlakuan
taraf ke-i dari faktor M dan taraf ke-j dari faktor P
µ = nilai rata-rata yang
sesungguhnya (rata-rata populasi)
Mi = pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor M
Pj = pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor P
(αβ)ij = pengaruh aditif taraf ke-i dari
faktor M dan taraf ke-j dari
faktor P
ik = pengaruh acak dari petak utama
yang muncul pada taraf ke-i dari faktor M dalam ulangan ke-k
ijk = pengaruh acak dari satuan
percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan
lahan
Sebelum penanaman perlu dilakukan
analisa kesuburan tanah N, P dan K terlebih dahulu kemudian dibersihkan dari
sisa-sisa tanaman, batuan dan tanaman pengganggu (gulma) kemudian tanah diolah
dengan menggunakan cangkul, kemudian pembersihan lahan bertujuan untuk
menghindari serangan hama dan penyakit.
Pengolahan
Tanah
Pengolahan lahan bertujuan
memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi gembur dan aerasi maupun
drainase tanah menjadi lebih baik. Pengolahan lahan untuk budidaya mentimun
meliputi pembersihan lahan (land clearing), pencangkulan serta pembuatan
bedengan.
Pembuatan
plot
a).Pembersihan lahan (land
clearing)
Sebelum
membuat plot penelitian, terlebih dahulu tanah dibersihkan dari kotoran,
sampah, rumput serta gulma yang ada ditanah.
b).Penggemburan tanah
Setelah tanah dibersihkan, kemudian tanah digemburkan
dengan menggunakan cangkul.
c).Pembuatan bedengan
Setelah tanah digemburkan, kemudian tanah dicangkul untuk
membuat bedengan dan dibuat plot setinggi 50 cm dengan ukuran 80 cm x 160 cm.
d).Pemberian pupuk kotoran
kambing
Setelah selesai membuat plot, lalu pupuk kotoran kambing
diaplikasikan ke plot setelah 2-3 hari pembuatan plot menurut dosis yang sudah
ditentukan. Setelah semua merata kemudian plot ditutupi Mulsa Pelastik Hitam Perak (MPHP) dan mulsa jerami
padi pada masing-masing plot yang telah ditentukan dan untuk Mulsa Pelastik
Hitam Perak (MPHP) dilubangi untuk tanaman dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm.
Penyemaian
benih
Sebelum
penanaman sebaiknya dilakukan penyemaian terlebih dahulu, benih mentimun yang telah disemai selama 6 hari dan pada saat bibit telah
berdaun 2 kemudian benih sudah siap dipindahkan ke plot percobaan.
Benih mentimun jepang yang
digunakan adalah varietas F1 Roberto dan penyemaian benih dilakukan sebagai
berikut ;
a).Perendaman benih
Sebelum
dilakukan penyemaian benih direndam selama 1-2 jam kedalam air hangat-hangat
kuku atau dengan suhu 500 C.
b).Seleksi benih
Setelah
benih direndam dalam kurun waktu diatas, kemudian dilakukan penyortiran atau
seleksi benih. Benih dipilih berdasarkan kriteria benih yang baik untuk
ditanam.
c).Memasukkan benih ke polibag
Setelah
benih di seleksi, kemudian benih dimasukkan kedalam baby polibag berukuran 10
cm x 15 cm.
Penanaman
benih
Penanaman dilakukan 2 minggu setelah
pemberian pupuk kambing. Pembuatan lubang tanam dengan cara ditugal sedalam 2 cm, setelah lubang tanam dibuat kemudian benih yang telah berkecambah
dimasukan kedalam lubang tanam sebanyak 1 kecambah.
Pemasangan Turus lanjaran
Turus
lanjaran terbuat dari batang bambu, berfungsi untuk membantu tanaman tumbuh
tegak, mengurai kerusakan fisik tanaman akibat beban buah dan tiupan angin,
mengoptimalkan sinar matahari ketanaman, mengatur pertumbuhan tunas dan
ranting, mempermudah perawatan, seperti penyiangan, penyemprotan pesitida dan
pemupukan, serta mempermudah pengendalian gulma. Bentuk turus yang di gunakan berbentuk petak. Pembuatan turus ketika
tanaman dipindahkan ke plot, untuk menghindari tanaman rebah.
Pemeliharaan
Tanaman
Untuk
pemeliharan tanaman dilakukan pemupukan, penyiangan,
penyiraman, dan penyisipan pada tanaman.
a).Pemupupukan
Pupuk kotoran kambing yang diberikan
pada saat pengolahan tanah sangat membantu untuk meningkatkan pertumbuhan,
hasil, dan kualitas hasil mentimun.
b).Penyiangan
Penyiangan
dilakukan bertujuan untuk menghindari serangan gulma yang ada di plot
penelitian, penyiangan di lakukan 3 hari sekali dengan menggunakan cara manual
atau mencabut gulma dengan tangan atau alat kored, dan apabila serangan gulma
sudah tidak dapat dikendalikan dilakukan penyemprotan.
d).Penyiraman
Penyiraman dapat dilakukan 2 kali sehari pagi
dan sore atau tergantung curah hujan dilapangan dan yang harus diperhatikan
adalah drainase tanah harus diatur dengan baik agar akar tanaman mentimun tidak
tergenang oleh air.
e).Penyisipan
Sebaiknya jumlah benih yang disemai harus dilebihkan
hal tersebut digunakan untuk mengantisipasi tanaman mentimun yang mati sehingga
dilakukan penyisipan.
Pengendalian
hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit
menggunakan intektisida dan pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan satu
minggu sekali. Sedangkan pengendalian gulma dilakukan pada umur 2 minggu
setelah tanam, menggunakan tangan.
Panen
Mentimun
Jepang varietas F1 Roberto dapat dipanen
pada umur ± 32 hari setelah pindah
tanam.
Tanaman mentimun dapat
dipanen hingga 7 kali atau tergantung varietasnya. Selain
itu, cepat lambatnya waktu panen juga dipengaruhi ketinggian tempat. Semakin
tinggi suatu tempat, semakin lama waktu panen tanaman timun.Panen
mentimun dilakukan setelah tanaman ditandai dengan ciri buah yang dapat dipanen
adalah buah yang berukuran besar atau tergantung pada jenis varietasnya. Cara
panen dilakukan dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau atau gunting.
Parameter
Pengamatan
Panjang
batang ( cm )
Pengamatan panjang batang dimulai
pada saat tanaman berumur 1
MST sampai masa generatif dengan munculnya bunga dengan interval waktu
pengamatan 1
minggu sekali. Untuk memudahkan pengukuran tanaman sampel di buat patok standar
dengan tinggi 10 cm
dari pangkal batang dipermukaan tanah dan pengukuran dan dimulai dari ujung
patok sampai titik tumbuh tertinggi.
Jumlah
cabang (cabang)
Pengamatan jumlah
cabang dilakukan pada saat tanaman berumur 1
MST dengan interval waktu pengamatan 1
minggu sekali. Dihitung sampai masa generatif dengan munculnya bunga. Cabang
yang dihitung adalah cabang primer.
Umur
berbunga ( hari )
Pengamatan umur
berbunga dilakukan saat tanaman sudah berbunga >50% dari seluruh tanaman pada
satu plot. Pada saat itulah penetapan umur berbunga.
Jumlah
bunga pertanaman sampel (bunga)
Pengamatan
jumlah bunga pertanaman sampel
dilakukan dengan melihat tanaman yang sudah berbunga dan menghitung bunganya,
interval pengamatan 1 minggu sekali. Sampai bunga menjadi buah.
Jumlah
buah per tanaman (buah)
Pengamatan
jumlah buah per tanaman dilakukan diakhir pengamatan yaitu pada saat panen
dengan cara menghitung buah per tanaman sampel.
Jumlah
buah per plot (buah)
Pengamatan
jumlah buah per plot dilakukan diakhir pengamatan yaitu pada saat panen dengan
cara menghitung jumlah buah atau total tanaman per plot.
Berat
buah per tanaman (gr)
Pengamatan berat
buah dilakukan diakhir pengamatan yaitu pada saat panen dengan menghitung
tanaman per sampel.
Berat
buah per plot (gr)
Pengamatan berat
buah dilakukan diakhir pengamatan yaitu pada saat panen dengan cara menghitung total
seluruh tanaman per plot.
Panjang buah ( cm )
Panjang buah per tanaman sampel diukur dengan
menggunakan meteran kain yang dimulai dari pangkal buah sampai ujung buah.
Pengukuran dilakukan setelah panen.
Diameter buah ( cm )
Diameter buah diukur dengan cara
mengukur pada tengah buah. Pengukuran dilakukan setelah panen dengan kriteria
buah telah berbentuk sempurna dan buah tidak sempurna dan buah tidak terlalu
masak.
DAFTAR
PUSTAKA
Cahyono, 2006. Budidaya Tanaman Mentimun. Insitut
Pertanian Bogor. Bogor.
Imdad, 2001. Sayuran Jepang. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Intan, 2010. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaanya.
Penebar Swadaya Jakarta.
Kalie, 2001. Teknik Budidaya Mentimun Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.
Musnamar, 2006. Pranan Pupuk Kandang. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Nawangsih, 2001. Budidaya Mentimun Intensif. Penebar
Swadaya Jakarta.
Rukmana, R 1994. Budidaya Mentimun. Kanisius.
Yogyakarta.
Rusmaili, 2011. Manfaat Dari Penggunaan Pupuk Organik.
Erlangga. Jakarta.
Sinaga, 1999. Berbagai Macam Jenis Pupuk kandang. Abdi
Tani.
Soepardi, 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan Tanah.
Erlangga. Jakarta.
Sumadi, 2002. Teknik budidaya mentimun. Deptan.
Jakarta.
Sumpena, 2001. Kiat Bercocok Tanam Sayuran Organik.
Lembaga Sehat Dompet Dhuafa Republika.
Tisdale dan
Nelson, 1975. Soil Fertility and Fertilizers. Collier Macmillan Publication.
London. Newyork.
Umboh, H.A.
2002. Petunjuk Penggunaan Mulsa PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lampiran 1.
Denah Lahan Penelitian
a
|
M1P3
|
M1P0
|
M1 P1
|
c
|
b
|
M1P2
|
M1P1
|
M1P3
|
M1P0
|
d
|
M1P3
|
M1P2
|
M1P2
|
M1P0
|
M1P1
|
M0P3
|
M0P1
|
M0P0
|
M0P2
|
M0P0
|
M0 P3
|
M0P0
|
M2P2
|
M2P1
|
M2P3
|
M0 P2
|
M0P2
|
M0P3
|
S
|
M0P1
|
M0P1
|
M2 P2
|
M2P0
|
M2 P1
|
M2P3
|
M2P2
|
M2 P0
|
M2P3
|
M2P0
|
M2P1
|
Keterangan :
a = Lebar plot 80 cm c =
Jarak antar ulangan 100 cm
b = Panjang
plot 160 cm d =
Jarak antar plot 50 cm
Lampiran 2.Bagan Sampel Penelitian
b
|
c
|
U
|
d
|
a
|
Keterangan : = Tanaman Sampel
= Tanaman Bukan sampel
a =
Panjang Plot 160 cm
b =
Lebar Plot 80 cm
c
= Jarak Antar Tanaman 40 cm
d =
Jarak Antar Barisan Tanaman 40 cm
lampiran 3. Konvensional Pemberian Pupuk Kandang Kambing
Dosis
1 =
10 ton/ha = 1,28 kg/plot atau 1,5 kg/plot
Dosis
2 =
20 ton/ha = 2,56 kg/plot atau 2,5 kg/plot
Dosis
3 =
30 ton/ha = 3,84 kg/plot atau 4 kg/plot
1
ton =
1000 kg
1
ha = 10.000 m
Jarak
plot = 80
cm x 160 cm
Jadi;
10
ton/ha = 80
x 160 x 10.000 kg
10.000
= 1,28 kg/plot atau 1,5 kg/plot
20
ton/ha = 80
x 160 x 20.000 kg
10.000
= 2,56 kg/plot atau 2,5 kg/plot
30 ton/ha = 80 x 160 x 30.000 kg
10.000
= 3,84
kg/plot atau 4 kg/plot
Lampiran 4. Deskripsi benih mentimun jepang Varietas
F1 Roberto Chia Tai Seed
Tampak depan
Tampak belakang
Langganan:
Postingan (Atom)